Liputan Surabaya – Menurut saya, Orang tua saya itu pembohong terbesar, Kebohongan orang tua ternyata untuk kesuksesan anak-anaknya, Saya di lahirkan oleh pasangan guru yang mempunyai anak enam dan lahir setiap tahun, Namun mereka tetap memelihara semampunya, Tinggal di rumah kontrakan dan tidak pernah mengajari kesulitan, Semua kebutuhan dan keperluan itu di penuhi walaupun kita tidak sadar dengan apakah mereka dapatkan dari mana, Karena setiap pagi kita kadang -kadang Lima anak pertama itu mendapat Tiga buah anggur di meja ataupun di buku
masing-masing dan itu sering terjadi berganti apakah itu buah duku ataupun makanan lainnya selalu terjadi seperti itu, Ekonomi semakin terbatas ketika anak pertama itu masuk kuliah, Karena mereka berharap anaknya melanjutkan sekolah dan bisa hidup lebih layak dibanding mereka sebagai orang tua, Anak ke dua pun masuk kuliah dan semakin nampak ekonomi semakin terbatas, Bahkan sempat menjadi penjual kue dan saya mengantar kue itu setiap pagi dan sore mangambil hasilnya, Bahkan sampai malam mambantu ibu untuk membuat kue itu sendiri bahkan pernah rambutnya pernah termiser sampai botak, Saya tidak tau kenapa memilih Akabri dan baru tau setelah berjalan bahwa dia pengen meneruskan amanah.
cita-cita orang tua untuk sekolah, tetapi dia tau bahwa ekonomi gak ada dan anak ke empat pun harus sekolah, jadi saya selalu memotivasi saya setiap mau perpindahan sekolah baik SD ke SMP dan dengan menjanjikan sesuatu dan saya tau itu tidak akan di penuhi, Begitu iya masuk SMA saya janjikan lagi untuk diberikan sesuatu bahkan sebuah motor dan saya tau itu tidak akan di penuhi dan akhirnya pada dari SMA untuk masuk akabri pun saya di janjikan dan saya tau itu tidak akan di penuhi, Namun mereka berharap anaknya itu sukses gitu,
dan kita baru sadar bahwa mereka yang dibutuhkan itu untuk anak-anaknya, Mereka berusaha tegar gitio ya, Berusaha tegar jangan sampai anak-anaknya itu rendah diri terus kemudian patah semangat gitulo, Kesulitan ekonomi yang di hadapi oleh ke dua orang tua tidak pernah di ceritakan, Mungkin anak- anak tidak tau ya, Singkat cerita saya masuk Akabri dan bapak saya berpesan, bila kamu dapat rezeki belikan ibumu perhiasan, Untuk memberi makan kalian itu dia terpaksa memotong cincin perhiasan, jadi dia korbankan semua yang dimiliki untuk anak-anaknya dan yakin kalau upayanya akan mendapat berkah dari tuhan.
Saya Akhmad Yusep Gunawan Kapolrestabes Surabaya untuk titik nol suara surabaya
Sumber : DIVISI HUMAS POLRESTABES SURABAYA