Jakarta, 21 September 2023_Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia meresmikan MA-CSIRT sebagai
upaya memberikan perlindungan dan keamanan informasi, terutama dari gangguan dan
insiden siber yang dapat merusak dan mengganggu kelancaran proses penyajian informasi
di Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya.
Peresmian tim yang diberi nama MA-CSIRT itu dilakukan langsung oleh Wakil Kepala BSSN
Putu Jayan Danu Putra dan Ketua Mahkamah Agung Syarifudin di Hotel Arya Duta, Jakarta,
pada Kamis (21/9/2023), dan disaksikan oleh Ketua MK Anwar Usman dan Kapolri Jenderal
Listyo Sigit Prabowo, Sekjen Komisi Yudisial Arie Sudihar, Irjen Kementerian Hukum dan
Ham Razilu, Kepala Pusat Daskrimti Kejaksaan Agung Didik Farkhan Alisyahdi, beserta
Asintel Panglima TNI Sonny Aprianto.
โKami berharap pembentukan MA-CSIRT ini dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
Mahkamah Agung agar manajemen insidennya lebih terorganisir serta mengurangi tingkat
risiko siber yang tinggi,โ kata Wakil Kepala BSSN Putu Jayan Danu Putra.
Dia mengatakan dengan adanya Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di
Mahkamah Agung tentunya akan memudahkan proses penyajian informasi kepada publik
dan para pencari keadilan.
โKarena berdasarkan hasil penilaian menggunakan instrumen Tingkat Maturitas Penanganan
Insiden Siber (TMPI), Mahkamah Agung telah memiliki kebijakan atau prosedur terkait
dengan manajemen insiden. Namun, dalam penerapannya masih perlu ditingkatkan lagi agar
proses penyelesaiannya dapat berjalan efektif,โ ujarnya.
Untuk diketahui, sambungnya, BSSN mencatat anomali trafik keamanan siber nasional
sebanyak 326.570.753 selama Periode 1 Januari hingga 19 september 2023. Dengan jenis anomali tertinggi berupa aktivitas malware sebanyak 139.796.851 atau 42,81%, disusul
aktvitas trojan sebanyak 117.667.931 atau 36,03%, lalu informasi leak sebanyak 29.916.744
atau 9,16%, dan aktvitas lainnya sebanyak 39.189.227 atau 12,00%.
โDengan begitu, dalam menjalankan perannya sebagai pengelola insiden siber di Mahkamah
Agung dan Badan Peradilan di bawahnya, kemampuan SDM pada MA-CSIRT perlu
ditingkatkan. Seperti melalui program-program pelatihan, workshop, serta yang paling
penting perlu adanya simulasi penanganan serangan siber dengan berbagai skenario
sehingga siap menghadapi segala serangan siber dengan model apapun,โ pesannya.
Sementara Ketua MA Syarifudin mengungkapkan, pembentukan CSIRT pada lembaga yang
memiliki informasi strategis seperti halnya Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di
bawahnya sangat dibutuhkan, mengingat jumlah serangan siber saat ini terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
Ditambah, sistem elektronik yang dipublikasikan jumlahnya semakin banyak serta data yang
dimiliki bersifat sangat penting, sehingga memicu terjadinya serangan secara siber. Oleh
sebab itu, diperlukan adanya koordinasi dan penanganan insiden siber antar unit kerja
maupun antar instansi terkait.
โUntuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada
BSSN yang telah bersedia untuk menjalin kerjasama dengan Mahkamah Agung dalam
proses pembentukan MA-CSIRT ini. Semoga ke depannya kerjasama ini dapat terus
dikembangkan, khususnya terkait dengan peningkatan kompetensi SDM di Mahkamah
Agung dalam hal keamanan informasi,โ pungkasnya. ( Andik )