Liputan Surabaya – Jakarta, Gelombang kritik publik kembali mengemuka, kali ini ditujukan kepada sejumlah nama seperti Adis Kadir, Ahmad Saroni, Uya Kuya, Eko Patriot, dan Nafa Urba. Mereka dinilai ikut memantik isu yang memicu kegaduhan, sehingga kini diminta tidak hanya berhenti pada klarifikasi atau permintaan maaf.
Desakan warga jelas: para tokoh tersebut diminta turun langsung ke jalan menemui masyarakat. Pasalnya, yang terjadi di lapangan bukan hanya perdebatan di ruang publik, melainkan juga gesekan antara rakyat dan aparat.
“Dari awal yang rakyat cari itu kalian, wakil rakyat dan tokoh yang bicara di depan publik. Tapi mana batang hidungnya? Jangan ngumpet. Kasihan rakyat yang justru diadu domba dengan aparat,” ungkap salah seorang warga dalam aksi protes, Sabtu (30/8).
Menurut warga, sikap diam maupun sekadar membuat pernyataan di media dianggap tidak cukup. Sebagai wakil rakyat, keberanian hadir di tengah masyarakat yang resah adalah bentuk tanggung jawab moral sekaligus politik.
“Kami tidak butuh kata maaf, kami butuh keberanian kalian untuk berdiri bersama rakyat. Ayo turun, temui kami, dengarkan suara korban,” tegas warga lainnya.
Situasi ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap tokoh-tokoh publik yang dinilai lebih memilih bersembunyi ketimbang hadir bersama masyarakat. Tuntutan agar mereka turun langsung dipandang sebagai langkah penting meredam ketegangan yang belakangan semakin meningkat.
Pewarta : Musthofa