Surabaya โ Aksi demonstrasi ricuh yang berujung pembakaran sejumlah fasilitas publik di Kota Surabaya menyeret nama kelompok Gagak Hitam. Salah satu anggotanya, Denny firmansyah Titiahy ditangkap polisi usai diduga terlibat dalam aksi anarkis serta pembakaran pos polisi di kawasan Kertajaya, Surabaya.
Ketua Gagak Hitam, Sidiq, angkat bicara terkait kabar tersebut. Ia membenarkan Denny merupakan bagian dari kelompok Gagak Hitam, namun menegaskan yang bersangkutan sudah lama tidak aktif.
โFerdy memang tercatat sebagai anggota, tapi sudah tidak aktif sejak berpisah dengan istrinya sekitar tahun 2023. Dia juga tercatat sebagai mahasiswa Universitas Terbuka Surabaya, Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik,โ jelas Sidiq, Senin (1/9/2025).
Meski begitu, Sidiq menegaskan pihaknya tidak akan membela tindakan anarkis tersebut. โKami tegas, perbuatan Ferdy tidak bisa dibenarkan. Intinya kami mendukung Polri untuk mengusut tuntas aksi ini dan mencari siapa aktor intelektualnya,โ tegasnya.
Di sisi lain, Sidiq juga menyebut ada anggota Gagak Hitam lain bernama Rohim yang justru menjadi korban dalam kericuhan. Rohim ikut menjaga keamanan pedagang di sekitar Viaduk dan Grand City dari potensi penjarahan massa
.https://youtu.be/LpsHasR0NDw?si=z3Mpwf3EufXF8xlh
โSaya sendiri sempat baku hantam dengan massa. Selain dihajar, handphone dan tas saya juga raib,โ ungkap Sidiq.
Sementara Abdul Rohim mejelaskan bahwa, saat itu sekitar pukul 01.30 WIB ada ratusan massa datang di viaduk mendatangi warung dan meminta es, makanan, nanun saat hendak ditagih terkesan mbulet, sehingga saya tegur.
“Kemudian terjadi cek-cok dan saya diteriki intel-intel sehingga saya dikroyok massa,” katanya.
Ricuh Demo di Surabaya
Kericuhan ini bermula saat ratusan massa, sebagian menggunakan jaket ojek online, berunjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi pada Jumat (29/8/2025). Mereka memprotes tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang dilindas kendaraan taktis Brimob.
Aksi protes berubah ricuh setelah massa melempari polisi dengan batu, kayu, petasan, hingga bom molotov. Bahkan, sejumlah kendaraan di dalam Grahadi dibakar. Polisi membalas dengan gas air mata dan water canon untuk memukul mundur massa.
Kerusuhan berlanjut dengan pembakaran pos polisi di beberapa titik, termasuk Polsek Tegalsari. Warga sekitar menyebut malam itu Surabaya benar-benar mencekam.
โSaya lihat sendiri massa sampai menghadang mobil pemadam kebakaran di Simpang Dukuh, bahkan ada yang naik ke atas truk agar tidak bisa melakukan evakuasi,โ tutur Luqman, salah satu saksi mata.
Polisi saat ini masih melakukan pengejaran terhadap pelaku-pelaku anarkis lain, termasuk kemungkinan adanya aktor intelektual di balik kerusuhan tersebut. ( Red )