Liputan Surabaya – Aksi-aksi pasukan Tengkorak Kostrad pimpinan Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila di Intan Jaya membuat masyarakat semakin nyaman dan bahagia. Disisi lain, pergerakan para Ksatria yang terus menusuk ke hutan-hutan, mejadikan gerombolan KST semakin terdesak. Intan Jaya, 30 Januari 2022.
Sudah hampir sebulan lamanya para Ksatria Tengkorak Kostrad bergerak menembus hutan diselingi mengendap di rerimbunan pepohonan untuk memburu gerombolan KST. Bukannya ciut, tempat-tempat yang selama ini terindikasi sebagai lokasi berkumpul, termasuk jalur-jalur yang sering dilewati para gerombolan, didatangi dan diduduki. Alhasil, pada hari Jum’at dan Sabtu, dipinggiran sungai yang membatasi Kampung Mamba dan Kampung Suali, kontak tembak para Ksatria Tengkorak Kostrad dengan gerombolan KST tak terhindarkan. Dengan gagah berani, para Ksatria secara perlahan berusaha melewati sungai, meskipun gerombolan KST mencoba dengan susah payah memberikan perlawanan.
Di Sektor Timur, atas seijin Raja Aibon Kogila, Lettu Inf Reza Hidayat alias Ronggolawe tidak hanya menggerakkan pasukannya untuk mencari gerombolan KST. Demi terus menjaga hubungan baik yang selama ini telah terjalin, sekaligus meyakinkan bahwa keberadaan prajurit TNI benar-benar untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Ronggolawe bersama pasukannya mendatangi Kampung Titigi. Ronggolawe bersama pasukannya menjaga kampung saat Ksatria Tengkorak yang beragama Katholik dan Protestan menjalankan ibadah Minggu bersama para jemaah di Gereja Pharoki Kampung Titigi. Lettu Inf Rony, Letda Inf Indra, dan Letda Ckm Damanik dengan setia mendampingi Pangglimanya saat aksi-aksi sosial dilaksanakan pasca ibadah bersama.
“Lanjut saja Za. Gak ada gentar kita. Ngapain kita takut sama tikus-tikus itu. Kalau pasukan Ronggolawe masih ngerasa jadi Anak-anak Raja Aibon, gaasss terooss. Yang penting, pengamanan yang paling utama. Gak ada gunanya kita berbuat, kalo kitanya enggak aman. Enggak boleh satupun ada Ksatria Tengkorak yang lecet. Gw percaya sama Ronggolawe,” ucap Raja Aibon Kogila kepada Ronggolawe melalui telepon.
Di pagi Minggu yang cerah, para Ksatria Tengkorak pimpinan Ronggolawe disambut hangat oleh Bapak Yance Yogi, Pastor Gereja Katolik Pharoki Kp. Titigi. Maklum kedekatan antara para Ksatria Tengkorak dengan jemaat Gereja Katolik Pharoki Kp. Titigi sudah terjalin sejak kedatangan pertama para Ksatria Tengkorak. Letda Ckm Damanik juga sebagai Pak Mantri, memimpin para Ksatria Katholik dan Protestan beribadah, membaur bersama jemaat yang ada. Tidak ada perbedaan antara jemaat dari Kampung Titigi denga para Ksatria Tengkorak. Semua jadi satu, menunduk dihadapan Tuhan. Selesai semua rangkaian ibadat, para jemaat kemudian saling menyalami. Itulah tanda persaudaraan, dan juga wujud kebahagiaan.
Selesai ibadah di dalam Gereja, para Ksatria Tengkorak kemudian berkumpul bersama masyarakat di halaman Gereja, bergabung dengan Ronggolawe yang didampingi Roni, Indra serta para Ksatria yang beragama Islam. Bapak Rafael Hagizimazau, Kepala Suku Titigi sengaja mengumpulkan masyarakat sebagai tanda terima kasihnya atas pengabdian dan pelayanan para Ksatria Tengkorak dari Pos Titigi, selama kurang lebih 4 bulan di Intan Jaya.
Berbicara dalam bahasa Moni, Rafael Hagizimazau mengucapkan terima kasih kepada para Ksatria Tengkorak karena telah banyak membantu masyarakat. Mulai dari membeli hasil kebun masyarakat, mengobati masyarakat yang sakit, serta beribadah bersama masyarakat. Bahkan Rafael Hagizimazau mengungkapkan bahwa baru kali ini ada tentara yang begitu tulus melayani masyarakat dan menyebut Pasukan Tengkorak sebagai โTentara Utusan Tuhanโ. Ternyata, sebulan pasukan Tengkorak Kostrad sebagai Tentara Utusan Tuhan telah menyebar hingga ke seluruh pelosok Intan Jaya.
โSaya sampaikan, mungkin kita disini mempunyai keterbatasan, ada yang mungkin bisa kami bantu walaupun sedikit, mungkin nanti akan kami bantu. Apa yang dibutuhkan masyarakat, rekan-rekan butuh bisa bilang. Tidak usah malu atau takut sama saya. Mudah mudahan apa yang kita berikan bermanfaat untuk kita semuanya.โ ucap Ronggolawe diikuti tepuk tangan oleh masyarakat Kampung Titigi.
Selesai memberikan sambutan, Ronggolawe mengajak masyarakat untuk berfoto bersama di halaman Gereja Katolik Pharoki Kp. Titigi. Teriakan โPapeda, Papua Penuh Damaiโ diucapkan secara lantang oleh para Ksatria Tengkorak dan masyarakat Titigi.
Setelah foto bersama, para Ksatria Tengkorak anak-anak Raja Aibon Kogila dari Pos Titigi kemudian berbaur dan menjadi satu bersama masyarakat. Serda Fahrizal bersama rekannya sibuk untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sambil diawasi oleh Damanik alias Pak Mantri. Beberapa prajurit lainnya, mendatangi satu per satu warga, membagikan 100 paket nasi bungkus yang sengaja disiapkan untuk masyarakat yang. Sungguh pemandangan indah, yang mungkin belum pernah terjadi di Kampung Titigi sebelum Tentara Utusan Tuhan tiba.
Karena banyaknya hal lain yang harus dilaksanakan, setelah dirasa cukup, Ronggolawe dan pasukannya kemudian pamit. Kepada Kepala Suku Titigi dan Bapak Pastor, Ronggolawe menyampaikan bahwa kegiatan pelayanan ini akan terus berlanjut, demi untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat.
“Alhamdulillah lancar Komandan. Anak-anak lengkap, sehat dan aman semua. Masyarakat juga senang banget. Mereka yang minta kita sering-sering kesana. Insya Allah, kita gass teros Komandan,” lapor Ronggolawe kepada Raja Aibon Kogila sekembalinya dari kegiatan di Kampung Titigi.
Bahagia selalu saudaraku, bahagia selalu masyarakat Intan Jaya. Para Prajurit TNI AD akan selalu hadir, mengatasi kesulitan rakyat dan semaksimal mungkin berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat. PAPEDA.